Selasa, 20 Januari 2015

Mawar



Memang hidup seperti mawar. Kau harus rasakan duri untuk menggapai bunganya, jika kau tak terkena duri maka takkan berharga mawar itu bagimu, kau akan mudah melepasnya. Tanpa tahu apakah mawar lain akan seperti itu juga, telanjang tanpa duri.  Yah duri, yang membuat mereka lebih dicari dan berharga. Sesungguhnya nilai dari sesuatu dilihat dari seberapa sulit kita menggapainya. Dan dengan seperti itu, kita menjadi lebih bisa menghargai hidup dan mensyukuri apa yang telah kita dapat dengan berbagai macam perjuangannya. Bersemangatlah untuk menggapai mawar, dan jangan pernah iri dengan mawar-mawar tetangga yang sangat mudah digapai oleh yang menginginkannya. Sungguh mawar kita adalah yang paling berharga, mawarku yang paling indah, dan mawarku adalah mawar yang penuh dengan duri. Tapi lihat, walaupun aku menggapainya penuh dengan rasa takut dan rasa sakit, aku bisa menggapainya.

Begitulah mawar kehidupan. Kini aku sedang menikmati durinya. Doa kan aku agar tetap semangat menyambut duri-duri lainnya, dukung aku untuk segera menggapainya, karena aku akan segera menggapainya.

Saat aku menunjuk mawar di kehidupanku, aku diarahkan kekebun lain. Saat aku masih memandang mawarku, tanganku sibuk mencabut duri-duri mawar kebunku kini. Ini bukan mawarku, ini hanyalah 
mawar yang ada di kebun yang Tuhan arahkan untukku. Mawarku ada disana.

Tapi ternyata semakin aku acuh pada mawar di kebunku kini, duri-duri semakin banyak menyatroni kulitku, terasa semakin dalam mengikuti aliran darahku. Sejenak aku palingkan wajah dari mawarku disana. Ternyata duri-duri ini sangat mengganggu, aku terluka karenannya. Aku sibuk mencabut duri tanpa memandang mawar itu. Dengan rasa kesal, aku mencabutnya dari lenganku dengan berbagai sumpah serapah bahwa aku takkan lama menghadapimu mawar jelek. Semakin aku menghina mawar kebun ini, semakin aku merasa sakit. Tak lama aku memandang mawar kebun ini, ternyata cukup indah. Sejenak aku memandang sekeliling kebun ini dengan seksama, ternyata banyak yang menginginkan mawar yang menusukku ini, tapi sayang mereka tidak bisa, karena mereka tak dapat sekopnya.

Tak terasa senyumku mengembang, aku merasa menang dari mereka. Aku punya sekop, dan mereka tidak hahaha. Dan tanpa sadar, perasaan menang ini adalah yang pertama dari perasaan kalah yang tak berkesudahan. Aku menatap kosong, dan memikirkan sikapku selama ini. Tidakkah aku bersyukur dengan sekop ini? Tidak bisakah aku hidup dengan berbekal sekop ini? Aku liat mawar itu lagi dan ku lihat mawarku di taman sebelah. Mawarku memanglah indah, tapi lihat sekopku bukanlah sekop untuk mengambilnya. Sekopku untuk mengambil mawar yang kurasa indah di hadapanku ini.
Tak habis fikir. Betapa bodohnya aku selama ini. Kata Tuhan. Mawar yang baik untukmu bukan yang itu, tapi yang ini. Cobalah untuk memandangnya, kau akan lebih bahagia dengannya. Cobalah untuk menggapainya, aku akan jadikan mawar yang ini seindah mawarmu yang di taman sana, bahkan lebih indah dari mawarku yang kepunyaan orang lain. Kau tak usah menggapai mawar yang jauh disana, cukup yang ada di hadapanmu. Aku yang menjamin semuanya, telah aku titipkan bahagiamu di mawar ini. Biarlah mawarmu untuk mereka yang telah aku tempatkan didalamnya. Aku bergetar menyadarinya. Tuhan sangatlah sayang padaku, Ia buatku seperti ini hanya karena ia selipkan rahasia didalamnya. Maafkan aku Tuhan yang tak menghargai mawar dihadapanku. Sungguh mawar dihadapanku adalah mawar sejatiku, bukan hanyalah mawarku.

Rasa




Rasaku kini hilang
Luka ini menyentuh sebagian hatiku
Sungguh aku merasakan apa yang engkau rasakan
Hampa..
Aku masih bertanya-tanya pada keadaan
Apakah ini jalannya?
Apakah ada yang salah dalam keputusanku?
Duniaku terasa sepi
Tak ada yang menjawab pertanyaanku
Kemana mereka?
Yang mengembel-embeliku tuk beranjak darinya?
Mereka bak pengecut
Mampukah mereka bertanggung jawab?
Saat lukaku merajam sukma, yang entah kapan kesembuhanya
Tuhan..
Aku hanya miliki Engkau
Tunjukan aku jalan yang benar
Yang Engkau Ridhai
Jangan tuntun aku
Aku sudah besar
Karena sungguh aku sering membangkang
Bukan aku tak mau sambut uluran-Mu
Hanya saja aku malu
Hilang muka di hadapan-Mu
Yang senantiasa melindungiku
Saat aku mengeluh bahwa Kau tidak adil

Cinta?



Mungkin cinta adalah sebuah kata yang akan selalu sama bila di tulis dan di dengar, tapi tidak dengan dirasakan. Cukup sulit untuk bermain cinta sebelum kau merasakan. Seperti biasanya memulai adalah hal tersulit dihidupmu, sama seperti saat kamu ingin belajar tapi tidak tahu dari mana dan seperti apa. Sama halnya seperti cinta, terlebih yang pertama. Yang pertama akan selalu terasa menyebalkan dan memusingkan. Kamu akan merasa, ini adalah bukan duniamu dan berkata “where is my freedom?!”. Tapi lihat beberapa waktu lagi sejauh mana dan secepat apa cinta mengubahmu menjadi seseorang yang diluar kebiasaan, diluar akal teman-teman disekitarmu. Jika kamu bersabar dengan aturan sang cinta, maka kamu akan menjadi orang yang lebih care, kamu tahu bagaimana berbagi, menghargai orang lain, cara menyayangi seseorang dengan menyayangi diri sendiri, menjadi kebanggaan bagi sang cinta, menjadi yang terindah bagi cinta, bahkan kau rela berbuat bodoh demi pujian si cinta. Tapi ingat cinta tak akan membuat pasanganya terlihat bodoh, malu dan merasa dirugikan. Cinta akan mengalir begitu saja, tumbuh menjadi ketergantungan satu sama lain, tumbuh rasa sakit dengan hal-hal diluar kebiasaan atau di luar yang diharapkan. Tenanglah cinta memang begitu, selalu menimbulkan rasa sakit. Tapi lihat rasa sakit itu adalah pengukur kedalaman dan kekuatan cinta kita. Semakan tersakiti semakin dalamlah cintanya. Saat terlalu sakit maka rasanya akan menjadi kebal, sama halnya seperti anak kecil yang terserang demam, jika suhu tubuhnya terlalu tinggi maka ia akan berbalik menjadi dingin. Kebal dan panas disini bukanlah sesuatu yang negatif jika diiringi dengan ketulusan. Saat kamu terlalu dalam tersakiti oleh cinta maka cinta akan memaafkan, bukan terbiasa dengan rasa sakit. Jika kamu merasa sangat dikecewakan maka cinta akan lebih yakin dan mempercayainya. Kadang cinta adalah hal bodoh. Cinta akan mempercayai apapun sekalipun itu adalah kebohongan. Cinta akan patuh meski itu menyakitkan. 

Tapi hati-hatilah dengan terbiasa dengan cinta. Seperti layaknya seorang anak. Sebelum dia lahir ke dunia, dia sudah miliki cinta orang tuanya. Semakin lama, semakin besar bayi itu bukan menjadi semakin sayang pada orang tuanya, mereka malah semakin menyakiti orang tuanya. Itu adalah cinta yang salah. Cinta haruslah di jaga dan di pelihara. Jangan sampai cinta orang tua kita abaikan, dan kita sibuk mengejar cinta kepada orang baru dalam kehidupan. Manusiawi memang, manusia selalu mencari apa yang belum ia miliki. Tapi gunakanlah hati untuk melihat sekeliling. Cinta tidak membutakan, tapi cinta membukakan.

Sungguh miris mendengar kata cinta. Dia indah tapi menyengsarakan. Dia menjatuhkan tapi mebuat ketagihan. Dia menyakitkan tapi bertahan. Hargailah sekeping hatimu, jangan kamu beri pada orang yang salah. Tapi sebenarnya tidak ada istilah orang yang salah, tapi perencanaan Tuhan memang memiliki konsekuensi atas segala pilihan. Orang biasa menyebut salah karena mereka tidak ikhlas dan terlalu terburu-buru dengan urusan yang menguntungkan sesaat dan akhirnya merasa salah memilih. Dan camkan bahwa pilihan tidak ada yang benar, sama seperti sebelumnya, pilihan miliki konsekuensi. Biasanya pilihan yang benar adalah pilihan yang dipikirkan dengan matang dan terencana seperti kutipan motivator “jika kau gagal berencana maka kau merencanakan untuk gagal”. Tapi pilihan yang dianggap benar bukan berarti tanpa resiko dan konsekuensi tentunya. Jadi hargailah pilihan dengan menjalankanya, ikhlas menerimanya dan sepenuh hati melaluinya. Karena sesuatu yang dianggap salah pun memiliki hal positif didalamnya, setidaknya hal positif berupa pengalaman agar mengubah pola dan perilaku agar lebih bijaksana dalam memilih misalnya.Karena setiap bait kehidupan miliki pesan dan ingat pesan tak sampai dengan mencari aman. Ikuti alurnya resapi pelajaranya dan bangkit ke level selanjutnya.

Minggu, 07 Desember 2014

Prolog

Hallo.. Perkenalkan aku blogger magang. Yah inilah salah satu yang aku inginkan dari masa SMA, yaitu punya blog. Aku pernah minta dibuatin blog, yah tapi mungkin cuma dianggap angin lalu, entahlah. Aku anak akuntansi yang SMA-nya jurusan IPA dan ngebet banget masuk kedokteran dan juga kata orang cocok jadi dokter. Yaudalaya itu masa-masa yang sulit, nanti aku bagi ko ceritanya. Selain ngebet masuk kedokteran aku juga penggemar sastra, dulu berencana masuk SasIndo Unpad dan karena ga direstuin ortu gara-gara aku anak IPA, yah sebut ajah beda pamikiran "mungkin iya ekeu anak IPA tapi ekeu tergila-gila sastra terus salah?" yang di benakku sampai sekarang cuma itu. terus ortu nimpal "ngapain susah-susah ngasah otak di IPA akhirnya masuk sastra juga?". dalem hati, iya juga ya. tapi passion setiap orang kan beda-beda ciin. Ya aku diem aja, ortu dilawan, masa. Nilai B.Indo pas SMA gede, tapi pernah juga sih dapet burung angsa hehe. Pernah kebayang ga sih dipuji-puji sama guru B.Indo gara-gara puisi yang kita buat? nah aku pernah tuh sekai-kalinya. Dan aku puas ahahhahahaha. sebenernya ma ga keren-keren mat sih, cuma dapet pujian, trus apa?. 
Kalo urusan menghayal tingkat dewa wih aku lumayanlah buat nyusun kata-kata beuuuhh. tapi kalo baca puisi, aduh udadeh berasa ga ada harganye. kaga bisa banget baca puisi, beneran deh. cita-cita dari dulu sampe sekarang yaitu jadi penulis, penulis buku harian, yaelah. ngga sih bukan buku harian, pengenya jadi penulis novel yang bisa menginspirasi banyak orang. widih keren ya bahasanya, padahal ma nulis juga masih belibet haha. tapi jujur itu misi yang aku buat. Ga masalah kaga masuk SasIndo, tapi aku jadi penulis. yaaah tetep aje maksa ni anak hihi. coba bayangin kalo misal segala hal yang di pengen malah ngga ada satupun yang kewujud, malahan lebih parahnya di tolak mentah-mentah. Yah itulah cerita aku yang jauh melenceng dari perkiraan. yang dulu aku anggap masuk akuntansi tu cuma milik orang yang punya ide gila plus frustasi dan mau mulai dari nol pelajaran IPS, untuk jurusan IPA SMA-nya. tapi buktinya aku di jalani sekarang dan banyak lagi cerita gua yang jauh bahkan bersebrangan dari ekspektasi (pake "gua" saking adsurb nya hidup yang Tuhan takdirkan). maksud berbagi cerita ini yah aku tuh pengen orang lain tu bisa rasain dan ambil hikmah dari kehidupan aku walaupun tau nya cuma lewat cerita dan tulisan. karena jujur aku banyak sekali belajar.